Budidaya Tanaman Indigofera, Pakan Berkualitas Untuk Ternak Kambing

Dengan Indigofera, biaya produksi bisa turun karena satu hektare Indigofera dapat mencukupi kebutuhan pakan untuk sepuluh ekor sapi. Padahal rumput biasa satu hektare hanya cukup untuk sapi. Ini berarti Indigofera sangat produktif dan efisien,”.



Upaya menyediakan hijauan pakan ternak berkualitas dan berkesinambungan merupakan salah satu masalah spesifik di indonesia. Membudidayakan hijauan yang berkadar protein tinggi, mudah dibudidayakan, dan berdaya adaptasi tinggi merupakan salah satu jalan keluar agar tercukupinya hijauan pakan ternak berkualitas.

Pakan merupakan komponen penting dalam sistem produksi ternak, karena berkontribusi langsung hingga 70% total terhadap biaya produksi.Tingginya biaya produksi ternak merupakan akibat sistem penyediaan pakan yang tidak efisien dan mengandalkan pakan konsentrat yang berasal dari biji2an, serealia dan limbah agro industri, yang saat ini penggunaannya semakin luas bukan saja untuk pakan tapi industri lainnya. Konsentrat ini semakin hari semakin mahal dan relatif sulit terjangkau oleh peternakan rakyat.

Pemanfaatan tumbuhan ini sebagai pakan ternak, baik di wilayah Jawa Barat maupun di wilayah lain di Indonesia baru dipublikasikan pada awal tahun 2000. Indigofera ini merupakan hijauan pakan ternak jenis leguminosa, pohon yang memiliki nutrisi tinggi berasal dari tanah Papua. Rata-rata tinggi pohon Indigofera ini sedang namun memiliki daun yang lebat dan bisa berproduksi banyak. Selain itu, pakan ternak murah dan berkualitas ini diyakini bisa menurunkan biaya produksi pakan, karena dari satu hektar Indigofera ini cukup untuk 10 ekor sapi, sementara untuk satu hektar rumput biasanya hanya cukup untuk satu ekor sapi, sehingga sangat produktif dan efisien. Hal ini bisa berdampak pada turunnya biaya produksi ternak dengan demikian akan menurunkan harga daging di pasaran.

Tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak yang kaya akan nitrogen, fosfor dan kalsium. Indigofera sp mengandung pigmen indigo, yang sangat penting untuk pertanian komersial pada daerah tropic dan sub tropic, selanjutnya dapat digunakan sebagai hijauan pakan ternak dan suplemen kualitas tinggi untuk ternak ruminansia. Indigofera sp sangat balk dimanfaatkan sebagai hijauan pakan ternak dan mengandung protein kasar 27,9%, serat kasar 15,25%, kalsium 0,22% dan fosfor 0,18%. Leguminosa Indigofera sp. memiliki kandungan protein yang tinggi, toleran terhadap musim kering, genangan air dan tahan terhadap salinitas

Dengan kandungan protein yang tinggi (26 - 31%) disertai kandungan serat yang relatif rendah dan tingkat kecernaan yang tinggi (77%) tanaman ini sangat baik sebagai sumber hijauan baik sebagai pakan dasar maupun sebagai pakan suplemen sumber protein dan energi, terlebih untuk ternak dalam status produksi tinggi (Iaktasi). Karena toleran terhadap kekeringan, maka Indigofera sp. dapat dikembangkan di wilayah dengan iklim kering untuk mengatasi terbatasnya ketersediaan hijauan terutama selama musim kemarau.





Budidaya tanaman Indigofera

Jenis-jenis lndigofera dapat tumbuh sampai 1.650 m di atas permukaan laut, dan tumbuh subur di tanah gembur yang kaya akan bahan organik. Sebagai tanaman penghasil pewarna, Indigofera ditanam di dataran tinggi dan sebagai tanaman sekunder di tanah sawah. Lahan sebaiknya berdrainase cukup baik. Jika digunakan sebagai tanaman penutup tanah, Indigofera arrecta hanya dapat ditanam di kebun dengan sedikit naungan atau tanpa naungan. Jenis ini menyenangi iklim yang panas dan lembab dengan curah hujan tidak kurang dari 1.750 mm/tahun. Tanaman ini mampu bertahan terhadap pengenangan selama 2 bulan.

Indigofera tinctoria tidak toleran terhadap curah hujan tinggi dan penggenangan. Dalam keadaan tumbuh secara alami atau liar jenis-jenis Indigofera dijumpai di tempat-tempat terbuka dengan sinar matahari penuh, misalnya lahan-lahan terlantar, pinggir jalan, pinggir sungai, dan padang rumput, kadang-kadang sampai ketinggian 2.000 meter diatas permukaan laut. Tanaman ini mudah dibudidayakan dan dapat tumbuh dengan baik, mudah menghasilkan benih sehingga mudah diperbanyak, tahan terhadap kekeringan, memiliki perakaran dalam dan dapat mempertahankan kesuburan sehingga sangat cocok untuk konservasi lahan, cepat dipanen sejak tanam hanya 4 bulan.

Sistem perbanyakan tanaman Indigofera adalah dengan cara generatif yaitu dengan biji. Biji yang digunakan adalah biji dari tanaman yang sudah tua berumur sekitar 12 bulan dan belum pernah dipanen sama sekali. Buah yang diambil dijemur hingga kering, selanjutnya ditumbuk untuk memisahkan biji dari polongnya. Untuk menghindari kelembaban, biji yang telah dikeringkan tadi dikering anginkan selama 24 jam. Selanjutnya dapat disimpan dalam kemasan yang rapat.
Sebelum penyemaian biji harus direndam selama 24 jam untuk memisahkan biji yang baik dan yang tidak. Biji yang baik akan mengendap dan yang tidak baik akan mengapung, selanjutnya biji yang mengapung dibuang dan biji yang mengendap ditiriskan selama 10 menit. Sebelum melakukan penyemaian, gemburkan tanah tempat penyemaian dan siram dengan air, lalu siapkan media tanah yang telah digemburkan untuk ditaburkan biji secara merata pada permukaan tanah, selanjutnya tutup kembali dengan tanah gembur setebal ± 2-5 cm. Lakukan penyiraman satukali sehari.

Setelah 15-20 hari, biji mulai tumbuh di permukaan tanah dengan ketinggian ± 15-20 cm, selanjutnya pindahkan ke polybag dengan ukuran 10 × 15 cm. Utnuk memudahkan pemindahan lubangi tanah dengan kayu, kemudian masukkan bibit dan tutup kembali dengan tanah. Setelah ketinggian mencapai ± 25 – 30 cm atau payung daun sudah mencapai 4 tingkat (akar belum menembus polybag) tanaman sudah bisa dipindahkan ke areal tanam yang telah dipersiapkan.

Pemindahan ke areal tanam dapt dilakukan dengan melubangi area tanam dan memasukkan bibit Indigofera beserta tanah dengan merobek terlebih dahulu polybag dan atur jarak tanam 1 × 1 m. Satu bulan setelah tanam selanjutnya dilakukan pemupukan susulan pada umur 3 bulan setelah tanam. Tanaman indigofera dapat dipanen saat berumur 6 – 8 bulan dengan tinggi pemotongan 1 meter dari permukaan tanah dan dapat dipanen kembali dengan interval waktu 2 bulan.

Indigofera ini terbagi dalam tiga kelas. Kualitas Pertama, tanaman ini hanya bisa dipanen bagian daunnya saja yang dipanen usia satu bulan. Kualitas Kedua, bagian pohon Indigofera yang diambil daun dan batangnya yang berukuran kecil, sementara Kualitas Ketiga adalah tanaman Indigofera yang bisa dipanen setiap dua bulan yang diambil daun dan batangnya. Perbedaan dari ketiga kelas ini yaitu dari kandungan proteinnya, Kualitas Pertama mengandung protein 31, Kualitas Kedua berprotein 26-27, dan Kualitas Ketiga dengan protein 20.

Keunggulan Tanaman Indigofera

  • Produksi pakan Indigofera dalam satu hektar bisa menghasilkan 12 ton per satu kali panen. Sementara waktu tanam yang dibutuhkan 40 sampai 50 hari dengan harga Rp 400/kg, sehingga akan menghasilkan Rp 4,8 juta per satu kali panen atau Rp 3,6 juta per bulan. Diharapkan dengan keunggulan ini bisa menciptakan lapangan kerja baru di pedesaan, karena Indigofera ini mudah dibudidayakan dan tahan dalam kondisi kering.
  • Produksi hijauan per tahunnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman sejenis lainnya dan bisa panen hingga sembilan kali per tahun, serta memiliki protein yang sangat tinggi. Hewan ternak lain pun bisa mengkonsumsi pakan ternak ini karena tidak memiliki bahan yang berbahaya untuk ternak.
  • Tanaman Indigofera bisa juga berfungsi sebagai konservasi kawasan karena bisa sebagai tanaman penahan erosi dan bisa memperbaiki struktur tanah, selain itu Indigofera juga dapat dipanen setiap 40-60 hari sekali, produksi hijauan segar tinggi 10-20 ton per panen, dapat digunakan untuk berbagai ternak sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, kelinci dan unggas, sangat baik untuk meningkatkan produksi dan kualitas daging, telur dan susu, serta menghasilkan produk pangan hewani yang sehat karena rendah kolesterol dan kandungan vitamin lebih tinggi.
  • Penggunaan konsentrat hijau berbahan Indigofera cepat merebak di tanah air karena peternak sudah merasakan manfaatnya terhadap produksi dan penghematan biaya pakan hingga 41%. Selain itu Indigofera juga dapat menjadi lapangan kerja baru bagi petani dan peternak yang dapat meningkatkan pendapatan. Selain itu usaha pembibitan dan produksi benih Indigofera juga menjadi usaha baru yang menggiurkan, mengingat harga bibit yang lumayan ekonomis dan diperlukan dalam jumlah banyak.
  • Kandungan taninnya sangat rendah berkisar antara 0,6 - 1,4 ppm (jauh di bawah taraf yang dapat menimbulkan sifat anti nutrisi). Rendahnya kandungan tanin ini juga berdampak positif terhadap palatabilitasnya (disukai ternak).
  • Dalam hal kemampuan menghasilkan hijauan pakan, Indigofera dapat menghasilkan 5 ton/ha bahan hijauan setelah berumur 2 bulan dan 25 ton/ha apabila berumur 6 bulan. Setelah dipotong atau digembalai di padang rumput, Indigofera schimperi bisa tumbuh kembali dengan cepat. Spesies ini mengandung protein kasar sekitar 10% pada batangnya sampai lebih dari 20% pada daunnya, sedangkan ADF-nya berkisar antara 28% hingga 36%. Indigofera schimperi tidak mengandung racun termasuk indospicine.

*******************************

Kami menyedikan bibit tanaman indigofera dengan alamat :

 

78 Farm Jogja, Dusun kolowenang, Sumber arum,

 Moyudan, Sleman, Yogyakarta

 Tlp / WA : 0812-2838-0678

Google map : 78 Farm Jogja

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Panen Daun Indigofera Untuk Pakan kambing - Budidaya Tanaman Indigofera - Cara Pemberian Indigofera Untuk Kambing

Cara Tanam Indigofera Pakan Ternak Kambing Berkualitas - Jual Bibit Indigofera